Teruntuk Sa(udara)ku

Aku sudah dapat kardusnya
Sudah pula ku siapkan kertas pembungkusnya
Malang benar aku belum mendapat isinya
Mau ku beri apa saudaraku ini di hari lahirnya ya?

Lalu aku pergi ke toko serba ada
Mau pilih yang mana ya?
Aku rasa dia sudah (hampir) mencicip semuanya

Lalu aku membaca surat kabar
Semalam ada bulan kembar
Belum sempat kuambil malah sudah bubar

Sampai akhirnya hanya menopang dagu
Bingung memilih dan ragu
Mana yang akan kuberikan pada saudaraku?

Sulit nian
Aku mulai kepayahan
Aku siapkan coretan
Mulai menulis tangan

Di keyboard
Tidak perlu amplop
Tidak juga dengan surat dan kop

Hampir lupa
Ucapan selamat dan doa
Harapan untukmu tentu yang baik-baik saja
Tak lupa pula senyum manisku turut mengiring serta

Best wish(es),
-xoxo-

Koper

aku lipat semua dan kumasukkan ke dalam koper. aku bersiap pergi.

pergi untuk mengkremasi koperku.
koper usang berisi selimut rinduku untuk dia.
koper usang berisi ingatanku bersama dia.
koper usang berisi ribuan hariku bersama dia.
aku bersiap pergi, tetapi tanpa koperku.
dia sudah aku kremasi bersama koper cokelat usang tadi.
aku telah memiliki koper baru, tidak usang tentunya.

Matilah Selamat Pagi

pagi merangkak pelan
dibungkus harapan yang tersimpan
hanya bisa nikmati malam
beharap waktu tidak terbakar

berhenti.
ku ingin hentikan langkah malam
dan pagi yang ku harap diam
dan mati.

tik.
tok.
tik.
selamat menggigil, pagi.